Jumat, 01 Agustus 2014

Geography for Dummies#1 : Von Thunen Theory

Terimakasih sebelumnya buat blackswan313.wordpress.com yang menginspirasi gua membuat serial tulisan bertemakan geografi di blog ini.Kenapa geografi ? selain karena ikut kompetisi bertemakan geografi,gua secara khusus mengakui bahwa geografi adalah subjek yang membuat gua menikmati setiap detik menekuninya *tsah*
alasan kedua adalah tentunya berkaitan dengan judul.Kenapa ada embel embel “For Dummies” ? Karena sasaran dari tulisan ini memang orang awam yang masih alien atau paling tidak belum terlalu mengerti dengan apa yang dibahas di sini. Ini bukan tulisan penuh dengan kata – kata canggih nan tinggi maupun penjabaran ilmiah khas akademisi. Ini cuma sekedar tulisan agar para masyarakat bisa mengenal, paling tidak permukaannya, berbagai istilah dan fenomena dalam bidang ekonomi, politik, budaya, dan militer menyangkut masalah yang kita hadapi sekarang. Tulisan ini dibuat sesimpel mungkin agar ”membumi"
Yak,tulisan pertama gua adalah tentang geografi pertanian dan ekonomi.Kenapa ? Indonesia identik sebagai negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai tumpuan ekonominya.Salah satu teori dari sektor ini yang menarik dikaji adalah Von Thunen Theory.

Johann Heinrich von Thunen

Musababnya adalah seorang yang bernama *jeng jeng jeng* Johann Heinrich von Thunen menganalisis bahwa petani diharapkan untuk memaksimalkan keuntungannya ("economic rent") dari lahan pertanian nya. Von Thunen,yang merupakan pemilik tanah pertanian, tahu bahwa pengembalian tersebut tergantung pada penggunaan optimal dari luasnya tanah dan biaya transportasi.



L = Y ( P - C ) - Y D F is...
  • L: Harga sewa tanah (in DM/km^2)
  • Y: luas lahan yang ditanami (in t/km^2)
  • P: harga produk pertanian (in DM/t)
  • C: biaya produksi produk pertanian (in DM/t)
  • D: Jarak antara tempat produksi dan pasar (in km)
  • F: Biaya transportasi (in DM/t/km

*DM = mata uang.Deustche Mark bisa diganti dengan mata uang lain | t = tonase | km^2 = luas lahan*

untuk pengaplikasian rumus tersebut,anggaplah dirimu adalah seorang petani yang memproduksi suatu produk dengan hasil 1.000 ton / km ^ 2, misalnya, dengan harga jual produk 100 DM / ton di pasar. Biaya produksi dan transportasi masing-masing, 50 DM / ton dan 1 DM / ton / km^2. Sewa lokasi pertanian adalah 50.000 DM / km^2 dekat pasar, 40.000 DM / km^2 dengan jarak 10 km dari pasar dan hanya 20.000 DM / km^2 dengan jarak 30 km dari pasar. Sejak harga sewa lokasi jatuh berbanding lurus dengan meningkatnya jarak dari pasar,kamu akan memikirkan lokasi yang terbaik untuk menyewa tanah agar menguntungkan sehingga berdampak pada penurunan nilai tanah di tempat lain.

Hal ini menyebabkan terjadi pembagian sektor sektor tertentu dimana aktivitas pertanian tertentu akan memiliki hasil paling maksimal.Hal ini kita kenal dengan Model Von Thunen.

Von Thunen Model

Gambar model Von Thunen di atas dapat dibagi menjadi dua bagian:
Pertama : menampilkan "isolated area" yang terdiri dari dataran yang "teratur",
Kedua : menampilkan kondisi yang telah dimodifikasi."terdapat sungai yang dapat dilayari*

Von Thunen juga membagi daerah tersebut ke dalam zona zona sebagai berikut:
Zona Pertama , adalah daerah yang paling dekat dengan pusat kota ( kota pasaran ) yang secara langsung mengusahakan pemasaran hasil-hasil kebun ( market gardening )
Zona  Kedua , adalah daerah hutan yang menghasilkan kayu
Zona Ketiga , adalah daerah yang dimanfaatkan untuk tanaman biji bijian ( terutama gandum )
Zona Keempat , adalah daerah yang dimanfaatkan untuk lahan garapan dan rerumputan dengan menekankan pada hasil perahan ( misalnya produk susu ,mentega ,dan keju )
Zona Kelima , adalah daerah yang dimanfaatkan untuk pertanian yang hasilnya dapat berganti-ganti jenis,bahkan sampai 3 jenis tanaman.
Zona Keenam , merupakan daerah yang terletak di pinggiran paling jauh dari pusat kota yang dimanfaatkan untuk rerumputan dan hewan ternak.


Kritik/Kelemahan terhadap teori ini adalah:

1) tidak memeperhatikan perbedaan regional, misalnya upah, pemilihan lahan, tingkat pengangguran, dan kebijakan pemerintah.
2) perbedaan kesuburan lahan
3) meningkatnya fasilitas transportasi
4) meningkatnya teknologi pangan yang membuat hasil pertanian tidak mudah rusak dan dapat dikirim ke wilayah yang jauh.
5) Produktivitas tanah dan hubungannya dengan masukan materi ( misal pupuk dan mesin )
6) Permintaan pasar atau konsumen

Teori ini kurang berlaku di negara industri dan pasca-industri ( ingat teori Von Thunen dirumuskan sebelum adanya revolusi industri ) tetapi banyak kasus masih relevan menggunakan pemodelan Von Thunen.


PS : Sangat sangat mengharapkan kritik dan saran serta menikmati jika anda ingin berdiskusi tentang tulisan ini.Mohon koreksi jika menurut anda,pembaca semua,ada informasi yang salah atau kurang tepat.Terimakasih banyak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar